Nurul A./ 25/ XTKJ/ Lingkungan Hidup

5 Kota Terhijau di Dunia


~ Reykjavik, Eslandia

Kota kecil dengan jumlah penduduk 115 ribu jiwa ini merencanakan untuk dapat benar-benar berhasil melepaskan ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil pada tahun 2050. Kini mereka mendapatkan energi air panas, dan listrik seluruhnya dari tenaga air dan juga geotermal. Luar biasa!




~ Vancouver, Kanada

Vancouver adalah kota pesisir, dengan jumlah penduduk 560 ribu jiwa . kota ini mendapatkan julukan sebagai kota paling nyaman untuk menjadi tempat tinggal. Vancouver memiliki rencana 100-tahun untuk hidup hijau dan bersih. Kota ini juga memimpin dalam penggunaan listrik dari tenaga air, yang kini mensuplai 90 persen dari total energi.





~ Portland, Oregon, Amerika Serikat

Dengan mencampurkan komponen urban dan areal terbuka, kota ini telah menjadi model gaya hidup yang ramah lingkungan selama beberapa dekade terakhir. Portland memiliki sekitar 92 ribu are daerah hijau, termasuk 119 km jalur sepeda, pendakian, dan berlari, dan telah memberlakukan batas pengembangan kota untuk melindungi sekitar 25 juta are hutan dan ladang pertanian. Kota ini memang inspirasi bagi kota-kota di seluruh Amerika, dan dunia untuk mencakupkan areal hijau di tatanan kota mereka.





~ Kopenhagen, Denmark

Sebanyak 1,7 juta orang yang tinggal di Kopenhagen lebih memilih sepeda dan juga kereta sebagai sarana transprotasi. Transportasi hijau hanyalah satu bagian dari rencana ramah-lingkungan kota itu. Pada tahun 2006, Kopenhagen memenangkan Penghargaan Lingkungan Eropa karena saluran airnya yang bersih dan terobosannya dalam tata lingkungan. Kota ini disanjung karena usahanya selama 10 tahun terakhir dalam menjaga kebersihan dan keamanan pelabuhannya.



~ Malmo, Swedia

Malmo berpenduduk 280 ribu orang, yang merupakan kota terbesar ketiga di Swedia. Kota ini terletak di provinsi Skane di daerah selatan dan terdiri dari kanal, pantai, taman, pelabuhan, dan blok-blok yang masih menjaga nuansa abad pertengahan. Ide kreatif Pemerintah Kota Malmo dalam berinovasi menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui menjadikan mereka kota hijau pelopor. Swedia adalah pelopor dalam solusi listrik hijau.sebagian besar sumber listrik berasal dari air. Kota seperti Malmo juga berkontribusi dalam menghijaukan Swedia dengan rencana mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 25 persen antara tahun 2008 dan 2012, melebihi target lima persen yang ditetapkan Protokol Kyoto.


Efek rumah kaca

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.

Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk masing-masing benda langit tadi akan dibahas di masing-masing artikel.

Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.


Penyebab

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.

Energi yang masuk ke Bumi:

  • 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
  • 25% diserap awan
  • 45% diserap permukaan bumi
  • 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.

Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Akibat

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar