remidi DTE

nama Andika.k
no      4
kls    xtkj

1.     Resistor

Resistor disebut juga dengan tahanan atau hambatan, berfungsi untuk menghambat arus listrik yang melewatinya. Semakin besar nilai resistansi sebuah resistor yang dipasang, semakin kecil arus yang mengalir.

Satuan nilai resistansi suatu resistor adalah Ohm () diberi lambang huruf R.

Ada dua macam resistor yang dipakai pada teknik listrik dan elektronika, yaitu resistor tetap dan resistor variable.

Resistor tetap adalah resistor yang mempunyai nilai hambatan yang tetap. Biasanya terbuat dari karbon, kawat atau paduan logam. Sebuah hambatan karbon dibentuk oleh pipa keramik dengan karbonnya diuapkan. Biasanya pada kedua ujungnya dipasang tutup, dimana kawat-kawat penghubungnya dipasang. Nilai hambatannya ditentukan oleh tebalnya dan panjangnya lintasan karbon. Panjang lintasan karbon tergantung dari kisarnya alur yang berbentuk spiral. Bentuk resistor karbon yang diuapkan aksial dan radial dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.

  

 

 

 

            

Gambar 1. Hambatan Karbon yang diuapkan Aksial dan Radial

 

Gambar di bawah ini memperlihatkan simbol resistor tetap

 

  

Gambar 2. Simbol Resistor Tetap

Kode warna pada resistor menyatakan harga resistansi dan toleransinya. Semakin kecil nilai toleransi suatu resistor adalah semakin baik, karena harga sebenarnya adalah harga yang tertera (harga toleransinya). Misalnya suatu resistor harga yang tertera = 100 Ohm mempunyai toleransi 5 %, maka harga yang sebenarnya adalah 100 - (5 % x100) s/d 100 + (5 % x100) = 95 Ohm s/d 105 Ohm.

Terdapat resistor yang mempunyai 4 gelang warna dan 5 gelang warna seperti yang terlihat pada gambar 3.

 

 

 

 

 

 


Gambar 3. Resistor dengan 4 gelang warna dan 5 gelang warna

Tabel 1. Kode Warna pada Resistor 4 Gelang

 

Warna

Gelang 1

(Angka pertama)

Gelang 2

(Angka kedua)

Gelang 3

(Faktor pengali)

Gelang 4

(Toleransi)

Hitam

-

0

1

-

Coklat

1

1

101

1

Merah

2

2

102

2

Oranye

3

3

103

3

Kuning

4

4

104

4

Hijau

5

5

105

5

Biru

6

6

106

6

Ungu

7

7

107

7

Abu-abu

8

8

108

8

Putih

9

9

109

9

Emas

-

-

10-1

5

Perak

-

-

10-2

10

Tanpa Warna

-

-

10-3

20

 

Arti kode warna pada resistor 5 gelang adalah:

Gelang 1 = Angka pertama

Gelang 2 = Angka kedua

Gelang 3 = Angka ketiga

Gelang 4 = Faktor pengali

Gelang 5 = Toleransi

Resistor yang mempunyai kode angka dan huruf biasanya adalah resistor lilitan kawat yang diselubungi dengan keramik/porselin, seperti gambar 4.

 

 

 


Gambar 4. Resistor dengan Kode Angka dan Huruf

Arti kode angka dan huruf pada resistor ini adalah sebagai berikut:

§         82 K( 5% 9132 W

82 K( berarti besarnya resistansi 82 K( (kilo ohm)

5% berarti besarnya toleransi 5%

9132 W adalah nomor serinya

§         5 W 0,22 ( J

5 W berarti kemampuan daya resistor besarnya 5 watt

0,22 ( berarti besarnya resistansi 0,22 (

J berarti besarnya toleransi 5%

§         5 W 22 R J

5 W berarti kemampuan daya resistor besarnya 5 watt

22 R berarti besarnya resistansi 22 (

J berarti besarnya toleransi 5%

§         5 W 1 K( J

5 W berarti kemampuan daya resistor besarnya 5 watt

1 K( berarti besarnya resistansi 1 K(

J berarti besarnya toleransi 5%

§         5 W R 1 K

5 W berarti kemampuan daya resistor besarnya 5 watt

R 1 K berarti besarnya resistansi 1 K(

§         RSN 2 P 22 KK

RSN 2 P sebagai nomor seri resistor

22 K berarti besarnya resistansi 22 K(

K berarti besarnya toleransi 5%

§         1 k 5 berarti besarnya resistansi 1.5 K(

 


2.     Kondensator

Kondensator ialah suatu komponen listrik/elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Kapasitas kondensator diukur dalam satuan Farad. 1 Farad = 10-3 mF (mili farad) = 10-6 µF (mikro farad) = 10-9 nF (nano farad) = 10-12 pF (piko farad). Kondensator eletrolit mempunyai dua kutub yaitu positif dan negatif (bipolar), sedangkan kondensator kering misalnya kondensator mika, kondensator kertas tidak membedakan kutub positif dan kutub negatif (non polar).

Kode angka dan huruf yang terdapat pada sebuah kondensator menentukan nilai kapasitansi dan tegangan kerjanya.

Tabel 2 Kode Angka dan Huruf pada Kondensator.

Kode Angka

Gelang 1

(Angka pertama)

Gelang 2

(Angka kedua)

Gelang 3

(Faktor pengali)

Kode huruf

(Toleransi %)

0

-

0

1

F = 1

G = 2

H = 3

I = 4

J = 5

K = 10

M = 20

1

1

1

101

2

2

2

102

3

3

3

103

4

4

4

104

5

5

5

105

6

6

6

106

7

7

7

107

8

8

8

108

9

9

9

109

 

Contohnya:

§         Kode kapasitor 562 J 100 V, artinya besarnya kapasitansi 56 x 102pF, J: besarnya toleransi 5%, 100 V, kemampuan tegangan kerja 100 Volt.

§         100 nJ, artinya besarnya kapasitansi 100 nF, J: besarnya toleransi 5%

§         Kode kapasitor 100 uF 50 V, artinya besarnya kapasitansi 100 uF, besarnya tegangan kerja 50 Volt.

Kondensator yang mempunyai gelang warna nilai kapasitansinya dapat ditentukan dengan cara membaca gelang-gelang warna tersebut dari kiri ke kanan, sedangkan nilai dari gelang warna itu adalah seperti tabel 3 di bawah ini (kondensator polikarbonat metal).
Tabel 3. Kode Warna pada Kondensator Polikarbionat Metal

Warna

Gelang 1

(Angka pertama)

Gelang 2

(Angka kedua)

Gelang 3

(Faktor pengali)

Gelang 4

(Toleransi)

Tegangan Kerja

Hitam

-

0

1

± 20%

 

Coklat

1

1

101

 

 

Merah

2

2

102

 

250 V

Oranye

3

3

103

 

 

Kuning

4

4

104

 

400 V

Hijau

5

5

105

 

 

Biru

6

6

106

 

650 V

Ungu

7

7

107

 

 

Abu-abu

8

8

108

 

 

Putih

9

9

109

± 10%

 

 

 

 

 

 

Gambar 5. Urutan Kode Warna pada Kondensator

Kapasitas sebuah kondensator adalah sebanding dengan luas pelat-pelat yang membentuk kondensator tersebut. Semakin luas pelat-pelatnya semakin besar nilai kapasitansinya. Nilai kapasitansi berbanding terbalik dengan jarak dari pelat-pelatnya. Semakin kecil jarak kedua plat itu, semakin besar nilai kapasitansinya. Sebaliknya semakin jauh jarak kedua plat itu, semakin kecil nilai kapasitansinya. Nilai kapasitansi sebuah kondensator juga sebanding dengan konstanta dielektrikum dari bahan isolator yang dipasang antara kedua plat itu. Jika nilai konstanta dielektrikumnya mempunyai nilai yang besar, maka nilai kapasitansinya besar.


Sebuah kondensator pelat besarnya nilai kapasitansi ditentukan dengan rumus: C = (o x (r x A/S

dimana: C  = kapasitas dalam Farad

= 8,885 x 10-12

(r  =  konstanta dielektrik relatif dari isolasi yang dipakai

A  = luas pelat dalam m2 tiap pelatnya

S  = jarak pelat dalam m

Contoh:

Sebuah kondensator pelat mempunyai data-data sebagai berikut: Luas pelat 10 cm2. Jarak kedua pelat 1 mm. Dielektrikumnya adalah udara ((r = 1). Hitunglah nilai kapasitansinya.

Jawab: C = (o x (r x A/S     C = 8,885 x 10-12 x 1 x 10.10-4/10-3

C = 8,885 pF

Muatan sebuah kondensator dapat dihitung jika nilai kapasitansi dan perbedaan tegangan antara dua pelat itu diketahui dengan menggunakan rumus: Q = C x U

Dimana:  Q = muatan dalam satuan Coulomb

C = kapasitas dalam satuan Farad

U = tegangan dalam satuan Volt

Contoh

Sebuah kondensator dengan nilai kapasitansi 10 uF dipasang pada tegangan 1 volt, maka besarnya muatan Q = C x U = 10uF x 1 V

Q = 10 uC (mikro coulomb) = 10-6 C


3.     Induktor

Induktor adalah komponen listrik/elektronika yang digunakan sebagai beban induktif. Simbol induktor dapat dilihat pada gambar di bawah ini

 

 


Gambar 6. Simbol Induktor

Nilai induktansi sebuah induktor dinyatakan dalam satuan Henry. 1 Henry = 1000 mH (mili Henry). Induktor yang ideal terdiri dari kawat yang dililit, tanpa adanya nilai resistansi. Sifat-sifat elektrik dari sebuah induktor ditentukan oleh panjangnya induktor, diameter induktor, jumlah lilitan dan bahan yang mengelilinginya.

Induktor dapat disamakan dengan kondensator, karena induktor dapat dipakai sebagai penampung energi listrik. Di dalam induktor disimpan energi, bila ada arus yang mengalir melalui induktor itu. Energi itu disimpan dalam bentuk medan magnit. Bila arusnya bertambah, banyaknya energi yang disimpan meningkat pula. Bila arusnya berkurang, maka induktor itu mengeluarkan energi.

Rumus untuk menetukan induksi sendiri dari sebuah induktor gulungan tunggal ialah:

L = 4 x ( x r x (2xr/d + 0,33) 10-9 x n

 

Dimana:  L = Induksi sendiri dalam satuan Henry (H)

r = jari-jari koker lilitan

d = diameter tebal kawat dalam cm

n = jumlah lilitan

 

 

 

 

 

 

              Gambar 7. Induktor Gulungan Tunggal


Contoh:

Berapakah besarnya induksi diri sebuah induktor tunggal dengan jari-jari koker 0,5 cm sebanyak 100 lilitan dengan diameter kawat 1 mm?

Jawab:  L = 4 x ( x r x (2r/d + 0,33) x 10-9 x n

L = 4 x 3,14 x 0,5 x (2x0,5/0,1 + 0,33) x 10-9 x 100  

L = 6,48 uH

Induktor dengan gulungan berlapis nilai induksi diri dapat dicari dengan rumus: L = n2 x d x ( x 10-9

Dimana: L = Induksi sendiri dalam satuan Henry (H)

n  = jumlah lilitan

d  = diameter koker dalam cm

l   = panjang gulungan dalam cm

(   = nilai perbandingan

h   = tinggi (tebal) lapisan dalam cm

                                          1 – (2xh/(d+h))

Nilai perbandingan: ( = 20 x ----------------------

                                             1 + (2xl/(d+h))

 

 

 

 

 

 


Gambar 8. Gulungan berlapis

Contoh:

Sebuah spull trafo IF radio listrik mempunyai data-data sebagai berikut, n = 100, d = 2 cm, h = 1 cm, l = 2 cm. Hitunglah besarnya nilai induksi diri.

Jawab: 

                                             1 – (2xh/(d+h))

 Nilai perbandingan : ( = 20 x ----------------------

                                             1 + (2xl/(d+h))

                                             1 – (2x1/(2+1))

 Nilai perbandingan : ( = 20 x ----------------------

                                             1 + (2x2/(2+1))  

                                             1 – 0,66

 Nilai perbandingan : ( = 20 x -------------     ( = 20 x 0,14   ( = 2,8

                                             1 + 1,33    

  L = 1002 x 2 x 2,8 x 10-9                L = 56 uH

Komponen elektronik yang termasuk induktor karena memakai lilitan kawat antara lain:

  • Trafo daya yang dikenal dengan trafo step up dan trafo step down
  • Trafo frekuensi rendah dikenal dengan trafo input dan output
  • Trafo frekuensi tinggi misalnya spull antena dan spull osilator
  • Trafo frekuensi menengah antara dikenal dengan trafo IF
  • Gulungan bicara pada mikropon atau gulungan yang terdapat pada spiker dikenal dengan moving coil.
  • Gulungan pada relay
  • Gulungan pada filter frekuensi tinggi dikenal dengan nama Rfc (Radio frekuensi choke) dan frekuensi rendah (choke)
  • Gulungan pada motor listrik atau dinamo listrik
  • Gulungan pada head playback, head rekam dan head hapus (erase head)
  • Resistor yang beredar di pasaran 1 , 1,2 , 1,5 , 9,1 , 4,7

    Resistor dalam bahasa indonesia disebut juga hambatan.

    Simbol resistor

    Resistor merupakan komponen pasif, Resistor berfungsi untuk menghambat aliran arus listrik, pada dasarnya resistor adalah komponen yang menentang ke elektron melewatinya, dalam hal ini berarti menurunkan arus listrik, semakin besar resistor maka arus yang mengalir semakin kecil (berbanding terbalik dengan arus listrik). kemampuan resistor menghambat arus listrik disebut resistansi, Satuan hambatan adalah Ohm – Ω. Berikut hukum ohm:

    V = R x I

    I = V/R

    R = V/I

    Keterangan :

    V : Voltage yaitu tegangan listrik satuannya Volt (V)

    R : Resistor yaitu hambatan satuannya Ohm (Ω)

    I : Current yaitu arus listrik satuannya Ampere (A)

    Rumus resistor pengganti rangkaian seri : RS = R1 + R2 + R3 + ….Rx

    Kesimpulan:nilainya selalu lebih besar dari yang terbesar.

    Rumus resistor pengganti rangkaian pararel : 1/RP = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….Rx

    Kesimpulan:nilanya selalu lebih kecil dari yang terkecil.

    Rumus daya listrik (P) satuannya Watt

    P = V x I = R x I² = V²/R

    I = P/V

    V = P/I

     

     

     

     

     

    Warna

    Pita pertama

    Pita kedua

    Pita ketiga
    (pengali)

    Pita keempat
    (toleransi)

    Pita kelima
    (koefisien suhu)

    Hitam

    0

    0

    × 100

     

     

    Cokelat

    1

    1

    ×101

    ± 1% (F)

    100 ppm

    Merah

    2

    2

    × 102

    ± 2% (G)

    50 ppm

    Oranye

    3

    3

    × 103

     

    15 ppm

    Kuning

    4

    4

    × 104

     

    25 ppm

    Hijau

    5

    5

    × 105

    ± 0.5% (D)

     

    Biru

    6

    6

    × 106

    ± 0.25% (C)

     

    Ungu

    7

    7

    × 107

    ± 0.1% (B)

     

    Abu-abu

    8

    8

    × 108

    ± 0.05% (A)

     

    Putih

    9

    9

    × 109

     

     

    Emas

     

     

    × 10-1

    ± 5% (J)

     

    Perak

     

     

    × 10-2

    ± 10% (K)

     

    Kosong

     

     

     

    ± 20% (M)

     

     

    Kapasitas sebuah kondensator adalah sebanding dengan luas pelat-pelat yang membentuk kondensator tersebut. Semakin luas pelat-pelatnya semakin besar nilai kapasitansinya. Nilai kapasitansi berbanding terbalik dengan jarak dari pelat-pelatnya. Semakin kecil jarak kedua plat itu, semakin besar nilai kapasitansinya. Sebaliknya semakin jauh jarak kedua plat itu, semakin kecil nilai kapasitansinya. Nilai kapasitansi sebuah kondensator juga sebanding dengan konstanta dielektrikum dari bahan isolator yang dipasang antara kedua plat itu. Jika nilai konstanta dielektrikumnya mempunyai nilai yang besar, maka nilai kapasitansinya besar.

    Lambang kapasitor:


    Sebuah kondensator pelat besarnya nilai kapasitansi ditentukan dengan rumus: C = (o x (r x A/S

    dimana: C  = kapasitas dalam Farad

    = 8,885 x 10-12

    (r  =  konstanta dielektrik relatif dari isolasi yang dipakai

    A  = luas pelat dalam m2 tiap pelatnya

    S  = jarak pelat dalam m

    Contoh:

    Sebuah kondensator pelat mempunyai data-data sebagai berikut: Luas pelat 10 cm2. Jarak kedua pelat 1 mm. Dielektrikumnya adalah udara ((r = 1). Hitunglah nilai kapasitansinya.

    Jawab: C = (o x (r x A/S     C = 8,885 x 10-12 x 1 x 10.10-4/10-3

    C = 8,885 pF

    Muatan sebuah kondensator dapat dihitung jika nilai kapasitansi dan perbedaan tegangan antara dua pelat itu diketahui dengan menggunakan rumus: Q = C x U

    Dimana:  Q = muatan dalam satuan Coulomb

    C = kapasitas dalam satuan Farad

    U = tegangan dalam satuan Volt

    Contoh

    Sebuah kondensator dengan nilai kapasitansi 10 uF dipasang pada tegangan 1 volt, maka besarnya muatan Q = C x U = 10uF x 1 V

    Q = 10 uC (mikro coulomb) = 10-6 C

    -rumus menghitung kapsitif = Xc = 1\2.3,14.f.c

     

    Nilai seri kapasitor Rp = C1+C2\C1xC2

    Nilai pararel kapasitor = C1+C2

     

     

     

     

     

         Lambang induktor

     Lambang resistor

     


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar